IF I WERE A DOG


Andai aku menjadi seekor anjing hanya dalam satu hari saja, tentunya aku tak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Kesempatan yang ingin kupakai untuk mengetahui bagaimana menjadi seekor anjing, dengan berkomunikasi dengan mereka dan mencari tahu bagaimana mereka diperlakukan oleh tuan mereka.

Ada yang beruntung, seperti para anjing-anjing yang mendapat perhatian yang cukup bagi tuan mereka. Tidak merasakan kelaparan. Anjing-anjing beruntung itu juga biasa diajak berjalan-jalan setiap sore bersama tuannya, hiking, bahkan tidur seranjang dengan tuannya. Jika mereka sakit, dengan perhatian tuannya akan membawa mereka ke dokter hewan untuk diperiksa, jika mereka menghilang, tuannya akan mencari hingga ke sudut-sudut kota, membuat sayembara berhadiah jika menemukan anjing kesayangannya. Jika anjing itu mati, mereka akan sangat bersedih dan meresa kehilangan, bahkan hingga berkucuran air mata.

Namun berbeda dengan para anjing yang kurang beruntung, yang hanya di beli dari tempat penjualan hewan, dan hanya di gemari karena tubuh kecil dan lucunya. Namun ketika anjing itu mulai tumbuh dewasa, mereka seolah tidak memperdulikannya lagi. Keberadaannya tak mereka anggap. Bahkan hingga ada yang tega untuk menyiksanya dengan mencukur bulu, atau melemparkannya dengan batu, lalu membuang mereka di suatu lorong gelap di malam hari.
Aku juga ingin mengetahui bagaimana perasaan mereka yang mengetahui bahwa dirinya akan berakhir pada perut manusia, karena para doger anjing yang berkeliaran, khususnya di penghujung tahun membuat tingkat permintaan terhadap dagingnya meningkat yang bagi segelintir orang menjadi pekerjaan dadakan yang bisa menjadi tambahan untuk saku mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEKURANGANKU

DARI LAUT YANG MENGUDARA

IKO GERGANTANG, MANYASAL KABLAKANG